TENTANG
SAYA
Nama : Wayan Wirayanti
Napang : wayan, yanti, ayu
TTL : Denpasar, 31 maret 1995
Zodiak : Aries
Zhio : Babi
Hobi : writing, listen to the music, watching tv
Email : waiian_mc@yahoo.com
Blog : waiianmarcileacrenata.blogspot.com
Jejaring social :
-
FB
: wayan wirayanti
-
Twitter
: @waaiiaan
-
Heello
: @waaiiaan
-
Plurk
: waiianwirayanti
sekilas mengenai saya :
“ ramah, jujur, sensitive, galak,
egois, peka, pelit, perhitungan, rajin, cerewet, bawel, perhatian, tidak
tegaan, setia, mengalah, terbuka, mudah marah namun tak bisa mengungkapkan
kemarahan itu, humoris, tidak bisa menahan ketawa dan kalau udah ketawa susah
berhentinya, simple, engga suka direpotin, puitis, dan agresif “
TULISANKU
“ Cinta berawal dari tatapan mata
antara dua orang. Tatapan mata itu bisa menjadi panah asmara yang menancap
dihati sehingga dapat menimbulkan benih-benih cinta yang tumbuh menjadi
perasaan cinta.
Cinta merupakan perasaan yang
datang tiba-tiba dan tak terduga datangnya. Cinta dapat berawal dari rasa kagum
maupun benci. Tak ada satu orangpun yang tahu mengapa cinta itu bisa datang.
Terkadang cinta memang menyakitkan, namun dapat menjadi pelajaran berharga bagi
seseorang.
Cinta bukan memandang derajat dan
fisik seseorang. Tapi melihat ketulusan hati seseorang. Cinta itu buta, tak
memandang kasta. Cinta adalah pengorbanan bukan perbedaan.
Suatu hubungan tak akan berarti
tanpa dilandasi rasa cinta. Tak ada seorangpun yang dapat mencintai seseorang
yang tak ingin ia cintai. Cinta itu ketulusan hati bukan pemaksaan. Perasaan
cinta tak bisa dipaksa namun hanya bisa dirasakan karena datangnya secara
tiba-tiba dan tak terduga.”
CURAHAN HATI
Blog ini adalah tempat untuk
mencurahkan segala hal yang tak dapat aku curahkan kepada siapapun. Hal-hal
yang tak dapat aku simpan dalam buku catatanku. Dan hal-hal yang bisa hanya aku
simpan dalam hati dan pikiranku.
“ Sudah lama hal itu berlalu.
Tapi luka dan kenangan itu masih teringat diotakku. Sepertinya hal itu tak
mudah dilupakan. Walaupun orang yang membuat luka itu sudah pergi. Sayang dan
cinta yang ia beri padaku, sama seperti luka yang ia tanam dalam hatiku. Kini
aku sedang mengumpulkan serpihan-serpihan hatiku yang rapuh agar bisa utuh
seperti dulu lagi. Aku masih merasakan luka itu.
Begitu banyak hari yang ku lewati
dengannya. Hal itu membuat aku selalu mengenangnya. Tak ada sedetikpun
terlewati untuk merindukannya. Perasaan ini sudah begitu lama aku rasakan. Sulit
rasanya melewati semua kenyataan ini. Mimpi saja aku tak mau apalagi harus
mengalami kenyataan seperti ini. Namun ini semua tak bisa dipungkiri lagi,
takdir berkata lain. Semua kebahagiaan sudah pergi bersamanya. Kini semua hanya
tinggal kenangan.
Apakah cinta memang sesulit ini ?
adakah cinta yang tanpa air mata ? ini adalah cinta pertamaku. Cinta yang
paling bahagia dan paling membuatku terpuruk. Walau aku sudah berusaha untuk
berdiri sekuat mungkin, namun tetap saja aku terjatuh.
Kini semua telah berubah antara
kau dan aku. Sudah tiada lagi tawa selebar saat bersama dirimu. Sudah tiada
lagi kebahagiaan yang dulu, dan sudah tiada lagi seseorang yang selalu
mendukung dan memberiku nasehat, dan menenangkan aku disaat gundah.
Aku bukanlah orang yang mudah
untuk jatuh cinta setelah terpuruk dari cinta yang lama. Aku memerlukan waktu
yang cukup untuk menenangkan diri hingga aku bisa menemukan orang lain untuk
menggantikannya. Saat aku terpuruk karena cinta pertamaku ini, air mataku terus
mengalir, aku depresi, dan itu membuatku terlalu sering mengeluarkan air mata
yang tak berguna. Depresi yang aku alami membuat berat badanku meningkat
drastis padahal sebelumnya aku tak pernah mengalami peningkatan berat badan
yang sedrastis ini. Dan bahkan selama 3 tahun berat badanku konstan, namun
depresi yang aku alami menyebabkan peningkatan dalam berat badanku.
Disaat aku mulai sembuh dari luka
cinta pertamaku, aku sudah mulai membuka pintu hatiku untuk laki-laki lain, dan
bahkan aku sudah bisa merasakan indahnya jatuh cinta lagi. Namun, indahnya
cinta yang aku rasakan tak berlangsung lama. Seseorang yang membuat aku sembuh
dari pahitnya luka cinta pertama, dan membuatku merasakan indahnya jatuh cinta
lagi, malah menorehkan luka yang sama didalam hatiku. Memang luka ini tak
separah yang dulu, namun aku cukup tersakiti dengan luka ini. Air mataku masih
tetap mengalir karena luka ini, namun tak sederas dulu. Dan untungnya luka ini
tak sampai membuat aku depresi seperti dulu. Tapi luka yang kini aku rasakan,
bagian dadaku sesak tak tertahan dan membuatku bingung tak tahu apa yang harus
aku lakukan sehingga aku memutuskan untuk mencurahkannya disini. “
0 komentar:
Posting Komentar