Jepang merupakan salah satu negara yang
mempunyai empat musim, dan di antara empat musim tersebut terdapat batas yang
jelas dan mempunyai jangka waktu yang hampir sama, yaitu masing-masing kurang
lebih tiga bulan. Empat musim itu adalah, Musim Semi (Spring, 春, haru) Musim Panas
(Summer, 夏,
natsu) Musim Gugur (Autumn, 秋, aki) Musim Dingin (Winter, 冬, fuyu). Musim Panas
diawali dengan musim hujan sekitar seminggu yang disebut Tsuyu (梅雨).
1. Musim Semi (Spring, 春,
haru)
Musim
semi terjadi pada bulan Maret, April dan
Mei. Orang Jepang pada gembira karena hari-hari dingin dan tidak bersahabat
telah berakhir. Musim Semi ditandai dengan munculnya kuncup-kuncup bunga pohon
plum (梅,
ume). Setelah bunga pohon plum berakhir, muncul kuncup-kuncup bunga paling
terkenal di Jepang, bunga Sakura (桜). Musim Semi juga
merupakan musim awal dari sekolah, kerja, pembukuan dan lain-lainnya. Misal
tahun ajaran baru sekolah di Jepang, dimulai tanggal 1 April, demikian juga
pembukuan perusahaan, dan lain-lainnya.
Musim
semi di jepang selalu identik dengan sakura dan perayaan Hanami. Hanami atau Ohanami adalah tradisi Jepang dalam menikmati
keindahan Bunga, khususnya bunga Sakura (桜).
Mekarnya bunga sakura merupakan lambang kebahagiaan telah tibanya musim semi.
Selain itu, hanami juga berarti piknik dengan menggelar tikar untuk pesta
makan-makan di bawah pohon sakura.
Pohon
sakura adalah salah satu pohon yang tergolong dalam Familia Rosaceae, genus
Prunus sejenis dengan pohon prem,persik, atau aprikot, tetapi secara umum
sakura digolongkan dalam subgenus sakura. Asal-usul kata “sakura” adalah kata
“saku” (bahasa jepang untuk “mekar”) ditambah akhiran yang menyatakan bentuk
jamak “ra“. Dalam bahasa Inggris, bunga sakura disebut cherry blossoms.
Warna
bunga tergantung pada spesiesnya, ada yang berwarna putih dengan sedikit warna
merah jambu, kuning muda, merah jambu, hijau muda atau merah menyala.
Pohon
sakura berbunga setahun sekali, kuncup bunga sakura jenis someiyoshino mulai
terlihat di akhir musim dingin dan bunganya mekar di akhir bulanmaret sampai
awal bulan april di saat cuaca mulai hangat.
Ciri
khas sakura jenis someiyoshino adalah bunganya yang lebih dahulu mekar sebelum
daun-daunnya mulai keluar. Puluhan, ratusan, bahkan ribuan batang pohon yang
berada di lokasi yang sama, bunganya mulai mekar secara serentak dan rontok
satu per satu pada saat yang hampir bersamaan.
Bunga
sakura jenis someiyoshino hanya dapat bertahan kurang lebih 7 sampai 10 hari
dihitung mulai dari kuncup bunga terbuka hingga bunga mulai rontok. Rontoknya
bunga sakura tergantung pada keadaan cuaca dan sering dipercepat oleh hujan
lebat dan angin kencang.
Kesempatan
langka piknik beramai-ramai di bawah pohon sakura untuk menikmati mekarnya
bunga sakura (ohanami). Saat melakukan hanami adalah ketika semua pohon sakura
yang ada di suatu tempat bunganya sudah mekar semua.
Pada
musim semi ini juga sekolah-sekolah dan universitas di Jepang memulai ajaran
baru. Sedangkan para petani di Jepang memasuki masa tanam, karena udara dan
iklim mendukung untuk bertani.
Setelah
musim semi berakhir, dilanjutkan dengan musim panas yakni pada bulan Juni, Juli
dan Agustus. Musim Panas diawali dengan musim hujan sekitar seminggu, yang
disebut Tsuyu (梅雨).
Musim Panas di Jepang bisa mencapai suhu maximum 35oC, dengan
kelembapan lebih dari 90%. Musim Panas dimulai sekitar bulan Juni ditandai
dengan pohon-pohon hijau dan nyanyian ribut serangga yang bernama ‘Semi’.
Sekolah di Jepang memberi libur Musim
Panas sekitar sebulan. Salah satu aktivitas yang disukai kaum muda Jepang di
Musim Panas adalah bermain ke pantai dan ke laut. Di musim panas masyarakat
mengadakan matsuri (festival) musim panas. Festival musim panas disebut
Tanabata.
Setiap wilayah di Jepang merayakan
Tanabata dengan ciri khas masing-masing. Tetapi pada dasarnya adalah untuk
merayakan pertemuan Putri Shokujo/Orihime (personifikasi bintang Vega) dengan
Pangeran Kengyu/Hikoboshi (personifikasi bintang Altair) pada malam tanggal 7
Juli. Sedangkan festival Tanabata yang diadakan di daerah pertanian lebih
dimaksudkan untuk pensucian diri dalam rangka untuk persiapan menjelang
festival Obon.
Menjelang festival Tanabata, tiap orang
menyiapkan hiasan tanzaku yang digantungkan pada dahan pohon bambu. Tanzaku
adalah guntingan kertas 5 warna (merah, biru, kuning, putih dan kuning muda)
yang berisi tulisan puisi pendek. Namun biasanya orang menuliskan permohonan
atau cita-cita dengan harapan dapat dikabulkan oleh dewa yang akan turun dari
langit. Dulu, kaum wanita khususnya remaja puteri berdoa agar mereka diberi
ketrampilan seni kerajinan tangan seperti Puteri Orihime. Selain tanzaku ada
pula untaian pita-pita untuk melambangkan benang tenun Puteri Orihime, yang
digantungkan pada bola kertas. Festival Tanabata yang terbesar di Jepang adalah
Sendai Tanabata pada tanggal 6 Agustus.
Liburan musim panas termasuk liburan
panjang. Sekolah-sekolah libur mulai tanggal 22 Juli hingga 31 Agustus. Selama
liburan musim panas, sekolah mengadakan acara berenang di kolam sekolah selama
2 minggu bagi tiap kelas yang dilakukan secara bergilir. Pada liburan musim
panas, kolam renang umum dibanjiri pengunjung. Demikian pula area perkemahan,
pantai dan pegunungan. Termasuk gunung Fuji/Fuji-San/Fujiyama yang selalu
dipenuhi para pendaki setiap musim panas tiba. Kebetulan saya juga pernah
sampai ke puncaknya. Sampai 2 kali malah..
Puncak liburan musim panas adalah
sekitar minggu kedua bulan Agustus dimana kantor-kantor memberikan cuti Obon
bagi tiap pegawai. Ada yang hanya 4 hari, tapi ada juga yang sampai 2 minggu.
Obon berasal dari bahasa India kuno
yaitu Uranbana yang berarti penderitaan yang tak tertahankan dari seseorang di
alam baka akibat digantung terbalik. Menurut kepercayaan agama Buddha, bila
kita membayangkan nenek moyang atau keluarga/kerabat kita yang sudah meninggal
menderita seperti itu, maka kita wajib untuk berdoa agar mereka diberi
keringanan atas penderitaannya.
Secara resmi, Obon diperingati pada
tanggal 13 hingga 16 Agustus. Menurut sejarah, Obon mulai dirayakan pada tahun
606 di kalangan keluarga Kaisar Tenno. Namun mulai jaman Heian-Kamakura-Edo,
Obon dirayakan secara meluas di kalangan masyarakat umum. Saat itu orang-orang
mengunjungi sanak saudara atau kerabat dengan membawa bingkisan. Mirip dengan
yang dilakukan orang Indonesia, khususnya di daerah pedesaan saat Lebaran.
Perilaku ini disebut Bonrei yang berarti ucapan terima kasih kepada leluhur
atau orang yang dihormati. Saat ini bonrei lebih dikenal dengan o-chuugen
(bingkisan pertengahan tahun). Biasanya menjelang Obon orang Jepang mengirim
o-chuugen kepada kerabat maupun atasan mereka.
Saat Obon, berbagai acara diadakan
seperti Bon-odori (tarian Obon), dan Hanabi-taikai (pesta kembang api). Pesta
kembang api yang mewarnai langit pada waktu malam hari musim panas di Jepang
merupakan suatu peristiwa besar yang diselenggarakan setiap tahun, dibanyak
tempat di dekat laut atau sungai. Kabarnya, kembang api ditemukan kira-kira
tahun 1659 yaitu pada pertengahan zaman EDO. Kembang api Jepang berbeda dengan
kembang api Eropa yang bermodel air mancur. Kembang api Jepang berbentuk
lingkaran dengan bunga-bunga yang banyak. Setelah ditembakkan memperlihatkan
bermacam-macam warna yang berubah-ubah. Oleh karena bentuk dan warnanya yang
bermacam-macam, sering dikatakan keindahan kembang api Jepang adalah nomor satu
di dunia.
Pesta kembang api dilaksanakan pada
hari-hari musim panas yang panas di bulan Juli atau Agustus. Pada malam itu
banyak orang berkumpul, baik bersama keluarga, kekasih, maupun lainnya. Banyak
pula dibuka kedai-kedai yang menjajakan makanan dan minuman, ketangkasan
menangkap ikan emas, permainan, undian, dll, menjadikan-nya suatu malam yang
sangat ramai.
Pada musim panas orang-orang jepang
juga biasanya mengenakan Yukata. Yukata adalah pakaian yang populer di antara
masyarakat Jepang pada permulaan zaman Edo, kira-kira empat ratus tahun yang
lalu, bersamaan dengan popularitas kain katun. Berbeda dengan kimono, yukata
sebagai baju yang dipakai sehabis mandi air panas, dapat dikenakan dengan
nyaman pada musim panas dengan tidak berlapis-lapis.
Saat ini, hampir semua orang berpakaian
ala barat dan kesempatan untuk memakai Yukata sedikit sekali. Tetapi sebagai
tanda datangnya musim panas, banyak orang yang menanti-nantikan untuk
mengenakannya pada saat diadakan pesta kembang api atau festival musim panas. Yukata
dikenakan baik oleh pria maupun wanita, juga oleh dewasa maupun anak-anak,
tetapi terutama saat digemari oleh wanita muda
Musim
gugur dimulai pada bulan September dan berakhir pada bulan November, merupakan
saat yang dekat dengan musim semi kedua. Temperatur udara menjadi lebih nyaman,
hari-hari yang nyaman lebih sering dan gugurnya daun-daun yang bewarna-warni
sama mengesankannya dengan mekarnya bunga sakura.
Musim
Gugur, ditandai dengan mulai rontoknya dedaunan di pohon-pohon, dan berakhirnya
hari panas dan lembab. Berawal sekitar bulan September. Musim ini terkenal
dengan daun yang berubah warna jadi kuning, merah, oranye, dan disebut Momiji (紅葉).
Para binatang liar seperti beruang, mengumpulkan persediaan makanan untuk
ditimbun selama mereka tidur jangka lama di Musim Dingin.
Musim
gugur adalah musim terindah di Jepang. Musim gugur di Jepang sangat identik
dengan jernihnya langit biru yang disebut dengan akizora (langit musim gugur),
daun-daun yang berguguran, musim panen dan suara serangga. Namun yang paling
memikat adalah berubahnya warna daun pada berbagai jenis pohon.
Awal
musim gugur bertepatan dengan berakhirnya liburan sekolah dan liburan musim
panas, sehingga murid-murid mulai masuk sekolah dengan semester yang baru.
Seragam sekolah pun berganti dari seragam sekolah musim panas yang tipis dan
berlengan pendek, menjadi seragam berwarna gelap dan bertangan panjang. Hari
pergantian seragam ini disebut dengan koromogae no hi. Pakaian orang biasa pun
mulai berganti dengan bahan wol. Pada pertengahan bulan September, bulan
purnama terlihat bersinar penuh. Ini disebut dengan chuusuu no meigetsu (bulan
purnama di pertengahan musim gugur). Pada malam bulan purnama inilah orang
Jepang menikmati indahnya bulan yang disebut dengan istilah tsukimi (melihat
bulan).
Pada
musim gugur tepatnya tanggal 23 September, ada sebuah hari yang dikenal dengan
shubun no hi (hari equinox), dimana saat itu matahari tepat melintasi ekuator,
sehingga lamanya siang sama dengan malam hari. Ini berarti langit pada jam 7
malam yang biasanya sudah gelap akan tampak seperti jam 4 sore. Hari equinox
yang dijadikan sebagai hari libur nasional ini tentu saja dimanfaatkan oleh
orang Jepang untuk berlibur atau piknik, karena hanya terjadi 2 kali setahun
(satu lagi terjadi pada musim semi). Satu minggu selama shubun no hi, yaitu 3
hari sebelum dan 3 hari sesudah shubun no hi, orang Jepang biasa berziarah ke
makam nenek moyangnya (higan). Setiap tahunnya higan kerap diberitakan di TV
maupun surat kabar, karena selain merupakan peristiwa tahunan yang penting,
higan juga merupakan pemandangan tradisional Jepang di musim gugur.
Memasuki
bulan Oktober cuaca dirasakan sudah sangat sejuk, sehingga sangat cocok untuk
melakukan berbagai aktivitas. Perusahaan maupun sekolah-sekolah akan mengadakan
pertandingan olahraga yang disebut undokai (festival olahraga). Undokai ini
dilakukan untuk merayakan Hari Kesehatan dan Olahraga (Taiku no Hi) pada
tanggal 10 Oktober. Bulan Oktober juga sering disebut sebagai bulan pernikahan
karena cuacanya sangat bersahabat.. Selain itu, bulan inijuga merupakan musim
panen, mulai dari panen padi, sayur-sayuran hingga buah-buahan, terutama buah
anggur, sehingga buah anggur menjadi buah khas musim gugur.
Selama
musim gugur, malam hari menjadi lebih panjang dan lebih sejuk. Orang Jepang
mengganti kebiasaan pergi mabuk-mabukan di bar di hari musim panas dengan
dokusho yang berarti "membaca buku". Udara musim gugur sangat cocok
untuk tinggal di rumah, bergelung di balik selimut sambil membaca buku. Tapi
bagi murid-murid yang mulai memasuki semester musim gugur, ini juga berarti
mereka harus membaca buku-buku pelajaran.
Suhu
udara di bulan November mulai lebih dingin, hal ini ditandai dengan pemandangan
pohon momiji. Pemandangan inilah yang paling unik saat musim gugur di Jepang,
mengingat momiji yang tidak akan tumbuh di daerah yang terlalu panas atau
dingin. Pohon momiji yang ada di Jepang sangat beragam, seperti kaede, nara,
kunugi, nishikigi, dll. Pada akhir musim gugur, pohon-pohon tersebut berubah
warnanya, ada yang berwarna merah, kuning keemasan dan coklat. Setelah berubah
warna, tak lama kemudian daun-daun dari pohon tersebut akan kering dan
berguguran. Keharmonisan alam dalam setiap musimya selalu dijadikan sebagai
suatu bagian kebudayaan oleh orang Jepang. Oleh karena itu, mereka memanfaatkan
momen itu dengan menikmati keindahan warna-warni momiji dalam momiji-gari
(daerah tempat hidupnya momiji). Kalau pada musim semi mereka menikmati bunga
sakura lewat hanami, pada musim gugur mereka menikmati indahnya pohon momiji
dengan minum sake dan makan bento yang dibawa dari rumah.
Seperti
musim-musim yang lain, musim gugur juga memiliki makanan khas. Apalagi suhu
yang cukup nyaman membuat selera makan meningkat. Karenanya dikenal istilah
shokuyoku no aki (autumn appetite). Bahan pangan yang identik dengan musim
gugur di jepang adalah jamur matsutake yang hanya tumbuh di hutan pinus merah
dengan keadaan tanah dan cuaca khusus, membuatnya sangat enak untuk dimakan.
Karena itu jamur matsutake sangat mahal, sebuahnya bisa berharga 1000 yen. Buah
yang menjadi khas musim gugur adalah kuri (buah kastanye), buah anggur, pir,
jeruk mikan dan kaki (kesemek jepang). Buah kaki ini juga sering diawetkan dengan
cara dikeringkan dan dimakan sebagai manisan. daun momiji pun tidak hanya
dinikmati keindahannya, tapi juga disantap dengan cara digoreng dan dicelupkan
ke saus. Daun momiji juga digunakan sebagai hiasan berbagai hidangan khas musim
gugur.
Karena
hawanya yang sejuk, musim gugur juga diwarnai dengan berbagai matsuri
(festival) dan kegiatan, seperti pagelaran musik atau undou taikai, Festival
Lentera di Fukushima dan Festival Drum di Niihama adalah salah satu pagelaran
musim gugur yang menarik. Festival Yabusame (memanah sambil berkuda) juga
menjadi daya tarik di daerah Koyama, Kagoshima. Shichi-Go-San matsuri yang
dilangsungkan pada tanggal 15 November merupakan festival khusus untuk
anak-anak berumur 3 (san), 5 (go) dan 7 (shichi) tahun. Mereka berpakaian
kimono yang bagus dan dibawa oleh orang tua mereka ke jinja (kuil) untuk
mendoakan kesehatan dan masa depan mereka.
Akhir
November merupakan berakhirnya musim gugur di Jepang yang ditandai dengan
turunnya salju di daerah utara kepulauan Jepang, seperti Hokkaido, tohoku dan
Hokuriku. Saat itu orang-orang mulai memasang pemanas ruangan untuk
mempersiapkan datangnya musim dingin.
Bulan
Desember adalah awal musim dingin dan berakhir pada bulan februari. Musim
Dingin, ditandai dengan turunnya butir-butir salju pertama di awal Desember. Di
jaman dulu, Musim Dingin ini adalah musim yang paling berat, dan mungkin paling
banyak menelan korban jiwa karena ganasnya cobaan alam dengan hawa dingin dan
badai salju. Di beberapa daerah seperti Hokkaido di utara, suhu udara bisa
mencapai -20 oC.
Musim
dingin di Jepang sangatlah indah, terutama jika salju turun menutupi jalan –
jalan dan pepohonan. Keadaan musim dingin di Jepang berbeda-beda tergantung
letak geografisnya. Angin musiman yang dingin menerpa Jepang pada akhir
November menyebabkan hujan dan salju di daerah – daerah bagian barat Jepang.
Daerah Hokuriku [Prefektur Fukui, Ishikawa, Toyama, dan Niigata] yang
dipisahkan dengan bagian lain Jepang oleh pegunungan dikenal dengan saljunya
yang deras. Bila salju yang turun sedang deras derasnya, ada daerah – daerah
yang ditutupi salju setebal 2-3m, ketinggiannya mampu menutupi atap rumah. Hal
ini juga dapat mengganggu system transportasi di Jepang. Suhu di Hokkaido,
pulau paling timur Jepang yang memang sudah dingin sepanjang tahun, bertambah
dingin di musim ini. Rata – rata suhunya mencapai -4 oC. Badai salju
bukan hal yang langka di daerah ini. Di daerah – daerah jepang yang menghadap
laut Pasifik, musim dinginnya relative lebih ringan. Misalnya di Tokyo, rata –
rata hanya sekitar 5 oC.
Musim
dingin ini adalah saat terbaik untuk menikmati Oden, yaitu sejenis sup yang
biasanya berisi bakso ikan, telur rebus, daikon [lobak] dan konnyaku. Oden
dimasak dalam mangkuk besar di tengah meja dan dimakan bersama – sama. Nabeyaki
udon juga termasuk makanan yang popular untuk menghangatkan tubuh di musim
dingin. Selain udon kabocha atau labu Jepang juga merupakan pilihan yang
menarik untuk santapan musim dingin. Buah ini dipercaya berkhasiat untuk
mencegah terserang flu di musim dingin. Kabocha biasanya diolah menjadi
tempura.
Untuk
mengisi musim dingin di Jepang, banyak hal yang bisa dilakukan, dari mencoba
berbagai alternative tur musim dingin, misalnya pergi ke onsen di Hakodate atau
bermain ski di pegunungan salju. Salju sangat dinantikan oleh para pemain ski
dan snowboard, yang memenuhi resor – resor musim dingin. Ski adalah olahraga
yang paling popular dari olahraga musim dingin lain. Jutaan orang menikmati
olaharaga ini setiap tahunnya. Pada tahun 1996, sebanyak 16,1 juta orang Jepang
menganggap ski sebagai hobi mereka. Berdasarkan data yang dikumpulkan dari
pusat pengembangan hiburan dan hobi di Jepang. Jumlah pemain ski bertambah
sebanyak 4 juta orang sejak tahun 1988. Selain ski, olahraga musim dingin yang
sangat digemari adalah ice skating dan snowboard.
Tempat
bermain ski yang paling terkenal di Jepang berada di Hakuba, Nagano. Untuk
menghabiskan waktu libur musim dingin yang singkat, orang Jepang memilih
menginap di penginapan tradisionan ryoukan atau minshuku yang menyediakan onsen
terbuka dimana mereka bisa bersantai dalam kolam air panas sambil menikmati
pemandangan salju yang indah untuk melepas stress.
Di
musim dingin juga terdapat beberapa festival menarik, salah satunya adalah Sapporo
Yuki Matsuri yang merupakan festival musim dingin terbesar di Jepang. Setiap
tahunnya festival ini menarik kurang lebih 2 juta pengunjung baik dari dalam
maupun luar negeri yang ingin menyaksikan ratusan patung salju dan pahatan es
yang menghiasi dari Taman Odori, lapangan di Satoland, dan jalanan utama di
Susukino. Selama 7 hari di bulan Februari mata kita akan dimanjakan oleh patung
– patung salju dan ukiran es yang indah. Festival ini pertama kali diadakan
pada tahun 1950 oleh 6 orang siswa SMA yang mengadakan lomba pahat salju kecil
– kecilan, semakin lama semakin banyak anak – anak yang berpartisipasi. Pada
tahun 1955 pasukan beladiri Jepang ikut membantu membuatkan pahatan es raksasa
yang akhirnya membuat festival ini dikenal masyarakat luas. Tidak hanya pahatan
es, dalam festival ini mereka juga bisa menikmati pertunjukkan music, kembang
api, seluncuran es dan perang bola salju beramai – ramai.
Di
kota Ashikawa, Hokkaido pun diselenggarakan festival musim dingin Ashikawa di
awal Februari. Walaupun tidak sebesar festival musim dingin Sapporo, tapi cukup
menarik bagi pengunjung yang tidak menyukai keramaian berlebihan. Selain
pahatan es yang gemerlapan, di malam festival ini mereka dapat menikmati ramen
khas Ashikawa, yang terkenal di sepenjuru Jepang. Ramen yang hangat ini juga
merupakan santapan yang sangat cocok dimakan pada musim dingin. Bagi yang
menginginkan suasana festival yang lebih tradisional, mereka dapat berjunjung
ke festival musim dingin di Iwate. Festival yang mencampurkan nuansa
tradisional dan modern ini telah berlangsung selama ratusan tahun. Di sana
pengunjung dapat menikmati tarian dan music tradisional Jepang yang ditampilkan
di atas perahu yang terapung. Di setiap tempat di bagian utara Jepang dapat
kita jumpai festival musim dingin. Bahkan di desa – desa kecil di Hokkaido,
para penduduk melakukan semacam perayaan bila salju mulai menumpuk. Musim
dingin juga bertepatan dengan event Natal dan Tahun Baru yang menambah
kemeriahan musim dingin di Jepang.
Jepang
merupakan kawasan beriklim sederhana dengan empat musim yang jelas. Disebabkan
oleh jarak yang jauh dari utara ke selatan jepang. Iklimnya berbeda dari
kawasan ke kawasan di mana utara jepang mengalami iklim yang sangat sejuk pada
musim salju dan selatan jepang mengalami iklim subtropis. Iklim jepang juga
dipengaruhi oleh tiupan angin musim yang bertiup dari benua Asia ke lautan
pasifik pada musim salju dan sebaliknya pada musim panas.
Iklim
jepang terbagi atas enam zona iklim, yaitu :
1. Hokkaido
: Hokkaido mempunyai iklim yang sederhana yang disertai musim salju yang
panjang dan sejuk. Pada musim panas bersuhu rendah dan sejuk. Penguapan tidak
besar tetapi kepulauan-kepulauannya sering membentuk tebing salju yang tinggi
ketika musim salju.
2. Laut
Jepang : Tiupan angin barat laut membawa salju yang sangat lebat. Pada musim
panas, kawasan ini lebih sejuk dibandingkan kawasan Pasifik tetapi kadangkala
suhu kawasan ini dapat dapat mencapai suhu yang sangat tinggi karena fenomena
angin foehn.
3. Dataran
Tinggi Tengah (Chuo-Kochi) : Mempunyai iklim kawasan pedalaman biasa. Perbedaan
suhu antara musim panas dan musim dingin dan waktu malam dan siang amat
berbeda. Penguapan ringan.
4. Laut
Pedalaman Seto : Iklim sederhana sepanjang tahun karena kawasan gunung Chugoku
dan gunung Shikoku menghalangi jalur tiupan angin musim.
5. Lautan
Pasifik : Mengalami musim sejuk yang mempunyai sedikit penurunan salju serta
panas dan lembab pada masa musim panas disebabkan oleh tiupan angin musim dari
tenggara.
6. Nansei-shoto
(Ryukyu) atau kepulauan di barat daya Jepang : Mempunyai iklim subtropis
mengalami musim salju yang agak panas dan musim panas yang bersuhu tinggi.
Penguapan sangat berat terutama pada musim hujan. Topan adalah perkara biasa.
0 komentar:
Posting Komentar